PELETAK DASAR TEORI RELATIVITAS (Membangkitkan Peradaban Sains dan Teknologi Melalui Al-Qur’an)
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masa keemasan
Islam yang terjadi pada 750 M-1258 M
menghasilkan banyak ilmuan yang memberikan sumbangsih pemikiran dalam sains dan
teknologi. Kota-kota pusat Islam seperti Madinah, Baghdad, Mesir,
Khurasan, Cordova, Granada, Seville, memiliki lembaga-lembaga pendidikan yang
prestisius, perpustakaan besar, dan berbagai pusat-pusat kajian baik di rumah
para ilmuwan, istana raja, atau masjid-masjid. Peradaban islam pada waktu itu
merupakan sebuah peradaban yang maju, sehingga banyak ditemukan sesuatu yang
baru yang sebelumnya pernah ada. Kemajuan peradaban islam tidak lepas dari
peran aktif ilmuan muslim yang menyumbangkan ide kreatif dan inovatif dalam
bidag sains dan teknologi. Ilmuan muslim tersebut, salah satunya adalah Yusuf
Ibnu Ishaq Al-Kindi.
Al-Kindi
telah meletakkan konsep-konsep dasar mengenai teori relativitas. Menurut
Al-Kindi, fisik bumi dan seluruh fenomena fisik adalah relatif. “Relativitas,
adalah esensi dari hukum eksistensi bahwa waktu, ruang, gerakan, dan benda,
semuanya relatif dan tidak absolut.” Al-Kindi juga berpendapat bahwa “Waktu
hanya eksis dengan gerakan; benda dengan gerakan; gerakan dengan benda, . .
. jika ada gerakan, di sana perlu benda; jika ada sebuah benda, di sana
perlu gerakan.” Pernyataan Al- Kindi tersebut menegaskan bahwa seluruh fenomena
fisik adalah relatif satu sama lain. Mereka tidak independen dan tidak juga absolut.
Dalam Al-Falsafa al-Ula, Al-Kindi mencontohkan seseorang
melihat sebuah objek yang ukurannya lebih kecil atau lebih besar menurut
pergerakan vertikal antara bumi dan langit. Jika orang itu naik ke atas langit,
dia melihat pohon-pohon lebih kecil. Jika dia bergerak ke bumi, dia melihat
pohon-pohon itu jadi lebih besar. Al-Kindi menyimpulkan bahwa kita tidak dapat
mengatakan bahwa sesuatu itu kecil atau besar secara absolut. Tetapi, kita
dapat mengatakan bahwa sesuatu itu lebih kecil atau lebih besar dalam hubungan
kepada objek yang lain.
Seiring perkembangan zaman, teori relativitas Al-Kindi ditentang
oleh banyak ilmuan seperti Galileo, Descartes dan Newton. Ilmuan tersebut menganggap
fenomena waktu, ruang, gerakan, dan benda bukanlah bersifat relatif tetapi
bersifat absolute. Akan tetapi 1100 tahun kemudian muncullah Einsten yang
kemudian memperkenalkan teori yang sependapat dengan Al-Kindi. Enstein
menggunakan dasar-dasar teori relativitas Al-Kindi sebagai pedoman dalam
penyusunan teori relativitasnya, sehingga Estein dapat mengembangkan teori
relativitas menjadi 2 macam yaitu teori relativitas umum dan khusus. Kini teori
relatif memberikan sumbangsih besar terhadap perkembangan sains dan teknologi
sampai saat ini. Hal itu terbukti dengan adanya pengukuran jarak dari GPS (Global
Positioning System) dan juga aplikasi teori relativitas terhadap mekanika
kuantum (laser, semikonduktor, superkonduktor dan teknologi nuklir). Lebih
dikembangkan materi relativitas.
Dewasa ini, hasil pemikiran para ilmuan islam kurang begitu
mendapatkan perhatian dan perhargaan yang semestinya sampai saat ini. Akan
tetapi ilmuan barat yang terinspirasi dari konsep dasar teori relativitas
Al-Kindi mendapatkan perhatian dan penghargaan sebagaimana mestinya. Hal itu
dapat dilihat dari pembelajaran sekolah mata pelajaran sains yang hanya
diperkenalkan bahwa Einsten pencetus teori relativitas, namun tidak disebutkan
bahwa Al Kindi sebagai peletak dasarnya. Dari keadaan seperti itu ilmuan muslim
seakan sengaja disembunyikan kontribusinya terhadap perkembangan sains dan
teknologi. Ilmuan barat yang terinspirasi dari Al-Kindi adalah Albert Einstein,
Enstein terkenal sebagai ilmuan barat yang sangat cerdas dan genius dalam
mencentuskan teori relativitas. Padahal, Al-Kindi adalah pencetus teori relativitas
yang pertama, 1100 tahun sebelum Albert Einstein menerbitkan karyanya tentang
relativitas.
Gagasan yang
dilontarkan Al-Kindi sama dengan apa yang diungkapkan Einstein dalam teori
relativitas umum yaitu “Sebelum teori relativitas dicetuskan, fisika klasik
selalu menganggap bahwa waktu adalah absolut.” Jadi Albert Enstein menolak
pemikiran fisika klasik yang mencetuskan teori waktu adalah absolut, karena
waktu, ruang, gerakan, dan benda semuanya itu relatif dan tidak absolut. Tidak
hanya itu Enstein menyetujui pemikiran Al-Kindi pada abad ke 11 M dalam sebuah
pernyataan “Eksistensi dunia ini terbatas meskipun eksistensi tidak terbatas.”
Dengan teori itu, Pemikiran Al-Kindi tidak menjelaskan mengenai seluruh
fenomena fisik. Namun, Al-Kindi juga membuktikan eksistensi Tuhan, karena
pemikiran tersebut adalah konsekuensi logis dari teorinya. Begitu pula Enstein
di akhir hayatnya mengakui eksistensi Tuhan. Apa yang berhasil ditemukan Al-Kindi
dan Albert Enstein, terdapat semuanya saat Al-qur’an pertama diturunkan.
Al-qur’an surat Al-alaq ayat pertama adalah “Iqra”. Iqra’ memerintahkan untuk
membaca, meneliti, dan menelaah apa yang terjadi di alam semesta yang di
dalamnya merupakan sebuah bukti tanda-tanda kebesaran dan eksistensi Allah SWT.
B.
Tujuan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah dapat menunjukkan majunya
peradaban Islam dimasa lampau. Jauh sebelum itu ternyata Al-Qur’an telah lebih
dahulu mengungkap tentang teori relativitas yang dicetuskan oleh Al-Kindi pada
abad ke 11 M, yang kemudian 1100 tahun kemudian dipaparkan secara mendalamoleh Einsten. Al-Qur’an sudah lebih dahulu
menjelaskannya mengenai teori relativitas. Karya tulis ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan kepada umat islam mengenai sumbangsih besar peradaban
islam terhadap perkembangan sains dan teknologi yang sudah maju seperti saat
ini. Al-Kindi menjadi salah satu bukti tentang jayanya peradapan islam
dimasa lampau. Dimana Al-Kindi sebagai peletak dasar teori relativitas yang
memberikan pemikiran awal Albert Enstein dalam teori relativitas selanjutnya
yang dikembangkan Enstein.
C.
Manfaat
Dari penulisan karya tulis al-qur’an ini diharapkan memiliki banyak
manfaat yang dapat diambil pembaca. Diantaranya adalah bagi generasi
selanjutnya. Pada era saat ini banyak generasi islamselanjutnya, kehilangan
kebanggaannya terhadap islam. Banyak anak-anak muslim yang belum mengetahui mengenai
hebatnya ilmuan muslim yang ternyata memberi banyak sumbangsih terhadap kemajuan
saat ini. Mereka hanya diperkenalkan dengan ilmuan-ilmuan Barat, yang pada
kenyataannya teori yang dikembangkan ilmuan barat terinspirasi pada
ilmuan-ilmuan muslim.
Manfaat lainnya adalah mengetahui dan mengungkap kehebatan
Al-Qur’an. Teori yang dicetuskan oleh ilmuan muslim dan kemudian menginspirasi
ilmuan barat untuk mengembangkannya jauh sebelum dicetuskan telah ada didalam
Al-Quran. Al-Quran kitab suci umat islam yang turun beratus-ratus tahun sebelum
munculnya ilmuan, ternyata telah lebih dahulu menceritakan fenomena tersebut. Seakan
mengungkapkan bahwa Allah adalah yang maha tahu segala yang ada dilangit dan di
bumi. Kemudian diharapkan generasi selanjutnya dapat meneladani ilmuan muslim
yang memiliki pemikiran positif terhadap perkembangan sains dan teknologi.
KAJIAN
PUSTAKA
Ayat
pertama yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad berbunyi ”iqra”. Iqra’
memerintahkan untuk membaca, meneliti, dan menelaah apa yang terjadi di alam
semesta. Pada ayat pertama, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
menciptakan”. Dari ayat
pertama mengandungarti “bacalah”. Ayat pertama tersebut mengandung pengertian bahwa
manusia sebagai khilafah di bumi diperintahkan untuk meneliti, menelaah,
mengkaji, mempelajari dan memahami ilmu pengetahuan serta teknologi yang
mencerminkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Nabi
Muhammad diperintahkan untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada umat islam.
Surat
al-‘Alaq ayat 1-5 yang pertama turun kepada nabi Muhammad pada dasarnya
merupakan bentuk perintah untuk menggali ilmu pengetahuan. Perintah tersebut
mengandung pengertian bahwa pengetahuaan memiliki peranan yang penting bagi
manusia. Aktivitas membaca sangat penting perannya dalam proses pembelajaran,
khususnya ketika mempelajari sains dan teknologi. Dalam mempelajari sains dan
teknologi, membaca tidak sekedar melihat catatan, namun lebih jauh dari itu
adalah untuk membaca asma dan kemuliaan Allah, membaca teknologi genetika,
membaca teknologi komunikasi, dan membaca segala yang belum terbaca, sehingga
dengan membaca akan terjadi suatu perubahan, baik perubahan pengetahuan yang
awalnya tidak tahu menjadi tahu atau pada perubahan tingkah laku dan sikap yang
merupakan ciri dari keberhasilan aktifitas belajar.
Salah satu bukti kehebatan Al
Qur’an, salah satunya dapat dibuktikan dengan teori relativitas yang memberikan
sungbangsih besar terhadap sains dan teknologi. Teori relativitas adalahn teori
yang mengatakan bahwa segala yang terjadi di dunia ini seperti waktu, gerakan
dan benda, adalah bersifat relatif.
Seorang ilmuan muslim bernama
Al-Kindi telah meletakkan dasar-dasar teori relativitas pada abad ke 11. 1100
tahun kemudian Albert Enstein yaitu seorang ilmuan Barat memperkenalkan dan
mengembangkan teori relativitas secara lebih rinci. Namun ternyata, beribu-ribu
tahun sebelum Einsten dan Al-Kindi lahir dan menemukan teori relativitas, Al-Qur’an telah lebih terlebih dahulu
menceritakan tentang teori relativitas. Berikut ayat Al-Qur’an yang
menceritakan tentang teori relativitas.
Al
hajj 47
“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu
disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya.
Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah sepertiseribu tahun menurut
perhitunganmu”
Surah
As-sajadah 5
“ Dia mengatur urusan dari langit ke bumi,
kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah
seribu tahun menurut perhitunganmu”
Quran
Surat Al-Ma’arij ayat 4
“Malaikat -malaikat
dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh
ribu tahun”
Permasalahan
massa dalam pergerakan yang dilakukan oleh suatu objek sangat berpengaruh.
Hingga beberapa waktu yang lalu diyakini bahwa partikel paling ringan adalah
cahaya, sehingga kecepatan cahaya dinobatkan sebagai kecepatan tercepat yang
pernah ditemukan manusia. Mengenai ayat yang dikatakan Allah dalam firmannya
QS:Al-Ma’arij ayat 4 menjelaskan bahwa kecepatan yang dapat ditempuh oleh
seorang malaikat adalah 1 hari perjalanan berbanding dengan 50000 tahun
perhitungan manusia. Dengan perbandingan tersebut, maka dapat dikatakan jarak
yang dapat ditempuh oleh malaikat dalam waktu satu hari adalah 1311399999916
m/s yang artinya sangat jauh diatas kecepatan cahaya. Secara logika
memang tidak bisa diterima oleh akal pikiran manusia, akan tetapi perlu kita
ingat bahwa malaikat juga tercipta dari cahaya yang secara teori memiliki
kecepatan seperti cahaya. Ilmu fisika menjelaskan bahwa segala sesuatutercipta
dari suatu materi yang bermassa, maka apabila kita spekulasikan massa
darimalaikat ternyata tidak terdefenisikan.
An-Naml
88
“Dan, kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia
tetap di tempatnya. Padahal, ia berjalan sebagaimana jalannya awan. (Begitulah)
perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya,
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Annaml: 88)”.
Dalam
sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan waktu secara berbeda, dan
bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu sangat singkat sebagai sesuatu
yang lama:
Al-Mu’minun
112-114
“Allah bertanya,
‘Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?’ Mereka menjawab, ‘Kami tinggal
(di bumi) sehari atau setengah hari. Maka, tanyakanlah kepada orang-orang yang
menghitung.’ Allah berfirman, ‘Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar
saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui’.” (QS 23: 122-114).
METODE PENULISAN
Metode penulisan dalam karya tulis ini adalah menggunakan studi
pustaka dengan bersumber dari Al-quran, hadist, dan literatur buku penunjang.
Jenis penulisan adalah karya tulis ilmiah, dimana sebuah karya yang
mencantumkan referensi ilmiah dan telah dibuktikan dalam penelitian. Fokus
penulisan terdapat pada pembahasan mengenai teori Al-Kindi, Albert Enstein dan
teori relativitas. Dimana ketiga fokus penulisan tersebut memiliki hubungan
atau keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Teknik pengumpulan data
yaitu mencari referensi dengan cara
studi pustaka yaitu buku penunjang, jurnal, data dari internet, hadist dan
Al-quran sebagai landasan dalam penyusunan karya tulis. Setelah mendapat data
yang mendukung, maka langkah selanjutnya adalah menganalisi data. Data tersebut
diklasifikasikan sebagai sumber data yang memilki kecocokan atau hubungan
antara fakta atau data di lapangan dengan referensi yang telah diperoleh.
Apabila sudah ditemukan hubungan dengan teori dengan fakta lapangan, maka hal
itu dapat dikaji dan dijelaskan secara rinci mnegenai kesesuaian antara
referensi yang dibuat dengan fakta yang benar-benar terjadi.
PEMBAHASAN
A.
Peradaban Sains dan
teknologi islam kurang mendapat perhatian
Masa
keemasan Islam terjadi pada 750 M-1258 M Pada masa itu bukan hanya kekuasaan
kerajaan islam yang semakin bertambah luas, namun perkembangan ilmu pengetahuan
juga semakin pesat. Kota-kota pusat Islam seperti Madinah, Baghdad, Mesir,
Khurasan, Cordova, Granada, Seville, memiliki lembaga-lembaga pendidikan yang
prestisius, perpustakaan-perpustakaan besar, dan berbagai pusat kajian baik di
rumah para ilmuwan, istana raja, atau masjid. Mulai bermunculan pula
ilmuan-ilmuan muslim yang nantinya banyak memberi kontribusi terhadap
perkembangan dimasa sekarang. Beberapa ilmuan muslim yang penemuannya masih
digunakan sampai saat ini diantaranya adalah Al-Kindi, namun seiring
berkembangnya zaman ilmuan-ilmuan muslim mulai tergeser dalam sejarah. Pada
pembelajaran di sekolah anak-anak lebih banyak diperkenalkan dengan tokoh
ilmuan barat dan sangat minim pengenalan terhadap ilmuan muslim Pembelajaran di
sekolah tersebut berdampak pada minimnya pengetahuan anak tentang kemajuan
peradaban islam dan kemahiran serta kecerdasan ilmuan muslim yang memberikan
kontribusi pada perkembangan dan kualitas pengetahuan pada setiap peserta
didik.
B.
Pemikiran
Konsep Relatifitas pada Zaman Dahulu
“Relatifvitas
adalah esensi dari hukum esensi. Waktu, ruang, gerakan, dan benda semuanya bersifat
relatif dan bukanlah bersifat absolute”. Tulisan tersebut ditulis oleh Al-Kindi
sebagai cikal bakal pembentukan konsep dasar dari teori relativitas. Teori
relativitas mengatakan bahwa segala yang ada didunia ini sifatnya relatif dan
tidak absolut.
Yusuf Ibnuu Ishaq adalah seorang ilmuan Muslim
Jenius yang hidup di era Dinasti Abbasiyah yang berkuasa di Baghdad. Dalafa m salah satu karya yang berjudul Al
Falsa al-Ula, Al-Kindi telah mengungkapkan dasar-dasar relativitas
Al
Kindi menulis tentang teori relativitas.
“Waktu hanya eksis dengan gerakan; benda dengan gerakan; gerakan dengan benda, jika
ada gerakan, di sana perlu benda; jika ada sebuah benda, di sana perlu gerakan.
Dalam Al-Falsafa al-Ula, Al-Kindi mencontohkan seseorang melihat sebuah objek
yang ukurannya lebih kecil atau lebih besar menurut pergerakan vertikal antara
bumi dan langit. Jika orang itu naik ke atas langit, dia melihat pohon-pohon
lebih kecil. Jika dia bergerak ke bumi, dia melihat pohon-pohon itu jadi lebih
besar.
Al-Kindi
berkesimpulan: “Kita tidak dapat mengatakan bahwa sesuatu itu kecil atau besar
secara absolute, tetapi, kita dapat mengatakan bahwa sesuatu itu lebih kecil
atau lebih besar dalam hubungan kepada objek yang lain.”
Namun
sayangnya, pada masa itu pemikiran cerdas Al-Kindi masih tidak diperhitungkan.
Para ilmuan seperti Galileo, Descartes,
dan Newton pada masa itu masih menganggap fenomena tersebut sebagai
sesuatu yang absolute.
C.
Teori
relativitas Enstein
1100
tahun kemudian setelah Al-Kindi wafat muncullah seorang ilmuan yang berasal
dari bangsa Yahudi bernama Einsten. Enstein kemudian mencetuskan sebuah teori
relativitas dengan hasil pemikiran yang sama dengan Al-Kindi. Dalam tulisannya
yang berjudul La relativite Einten menuturkan “Sebelum teori relativitas dicetuskan, fisika klasik selalu menganggap
bahwa waktu adalah absolut.” Teori relativitas tersebut dirumuskannya
sebagai E=mc2. Rumus teori relativitas yang begitu populer menyatakan bahwa
kecepatan cahaya adalah konstan. Selain itu, teori relativitas khusus yang ditemukan
Einstein berkaitan dengan materi dan cahaya yang bergerak dengan kecepatan
sangat tinggi Sedangkan, teori relativitas umum menyatakan, setiap benda
bermassa menyebabkan ruang-waktu di sekitarnya melengkung (efek geodetic wrap).
Melalui kedua teori relativitas itu, Einstein menjelaskan bahwa gelombang
elektromagnetis tidak sesuai dengan teori gerakan Newton. Gelombang
elektromagnetis dibuktikan bergerak pada kecepatan yang konstan, tanpa
dipengaruhi gerakan sang pengamat.
Inti
pemikiran kedua teori tersebut menyatakan, dua pengamat yang bergerak relatif
akan mendapatkan waktu dan interval ruang yang berbeda untuk kejadian yang
sama. Meski begitu, isi hukum fisik akan terlihat sama oleh keduanya. Dengan
ditemukannya teori relativitas, manusia bisa menjelaskan sifat-sifat materi dan
struktur alam semesta. Teori relatifitas ini memberikan sumbangsih besar
terhadap perkembangan sains dan teknologi pada masa ini. Dengan teori ini telah
melahirkan berbagai penemuan seperti penggunaan Global Positioning System (GPS).
D.
Penghargaan
terhadap teori Abert Enstein
Albert
Enstein adalah tokoh ilmuan Barat yang mendapat penghargaan atas ditemukannya
teori relativitas. Penghargaan tersebut dapat dilihat dari pengetahuan
masyarakat bahwa Ensteinlah yang menemukan teori relativitas. Sedangkan, Al-Kindi
sebagai peletak dasar teori relativitas, kurang mendapat perhatian terhadap
penemuannya dalam bidang sains Padahal, Al-Kindi
telah menemukan konsep dasar teori relativitas sekitar 1100 tahun sebelum Abert
Enstein. Faktanya, orang islam tidak banyak yang mengetahui bahwa Al-Kindi
sebagai tokoh ilmuan mulim pertama yang menemukan dasar-dasar teori relativitas
sebelum Albert-Enstein. Albert Enstein merupakan ilmuan barat yang sangat
terkenal sebagai penemu teori relativitas. Enstein dikenal sebagai orang yang
cerdas dan jenius yang sangat memberikan kontribusi dalam bidang sains dan
teknologi.
E.
Peletak
dasar teori relatif adalah seorang ilmuan muslim yang bernama Al-Kindi
1100
tahun sebelum Einsten lahir pada abad ke IX, ilmuan muslim telah meletakkan
konsep dasar teori relatifitas. Ilmuan muslim tersebu adalah Al-Kindi. Al-Kindi
merupakan Ilmuan yang terkenal alkindus di Barat, menyatakan bahwa manusia
adalah makhluk dan relatif dan terbatas.Walaupun semua makhluk indidu
terbatasnya banyaknya, namun waktu, gerak, benda, badan, ruang adalah terbatas
Inti dari hasil temuan Al-Kindi adalah waktu bersifat ada (eksis) karena ada
gerak Gerak ada karena ada badan atau salah satuanggota tubuh bergerak. Apabila
tidak bergerak, ada tubuh yang diperlukan untuk bergerak. Denan kata lain
ruang, waktu, gerakan, dan benda bersifat relative satu sama lain dan tidak
dapat berlaku sendiri atau absolute.
F. Kehebatan Al-qur’an dalam mengungkap teori Relativitas sebelum Al-Kindi
dan Enstein
Al-Kindi
meletakkan teori dasar relativitas pada abad ke 11 dan 1100 tahun kemudian
barulah Einsten mencetuskan teori yang memiliki pemikiran yang sama dengan
Al-Kindi. Namun, teori tentang relativitas ternyata sudah diceritakan dalam
Al-Qur’an berabad-abad sebelum Al-Kindi maupun Einsten mencetuskan teori
tersebut. Daam Al-Qur’an dijelaskan sebagai berikut;
"Dia mengatur
urusan dan langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari
yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu"(QS-Assajadah-ayat 5).
Ayat
ini menyatakan bahwa malaikat bergerak naik dengan waktu satu hari menurut dimensinya
(karena malaikat mempunyai kecepatan yang relatif tinggi dibanding benda orang
yang berada di bumi) dan akan sama dengan seribu tahun menurut dimensi kita.
Begitu cepat gerak malaikat, sehingga satu hari sama dengan seribu tahun kita.
Hal ini dikarenakan malaikat bergerak tidak menggunakan hukum alam yang kita
huni ini, sehingga tidak terkena oleh sunatulloh yang berlaku di alam ini, atau
di alam lain yang hukum alamnya berbeda dari hukum alam kita. Perlu dipehatikan
bahwa Al-Qur'an membenarkan adanya kenisbian waktu. Malaikat atau Allah tidak
terkait dengan ruang dan waktu yang kita alami. Ruang dan waktu yang saling
terkait ini merupakan ciptaan Alloh. Kemudian ayat yang lain berbunyi:
"Naik malaikat dan
rub kepadanya dalam waktu sehariyang kadarnya 50 ribu tahun" (Q.S.
Al-Ma'arij-ayat 4)
Waktu
merupakan besaran fisis yang selalu melekat pada dunia ini. Waktu sebelumnya
tidak ada, dan dengan penggelaran alam semesta ini waktu juga ikut digelar.
Alam ini bersifat relative, hanya dari sudut pandang mana kita memandang.
Ketika kita berada di atas bus yang sedang melaju, kita dapat dikatakan relatif
berjalan ketika acuan kita adalah jalan, dan dapat dikatakan relatif diam ketika
acuan kita adalah bus itu sendiri. Begitu juga pada saat kita duduk di kamar
kita juga dapat dikatakan diam terhadap bumi dan dapat dikatakan relatif
bergerak terhadap matahari atau benda langit lainnya. Saat kita berada dibumi
menunjuk bahwa atas adalah arah bagian kepala kita sedang bawah adalah arah
bagian kaki kita. Jika hal ini bindingkan orang yang berada berbeda lintang
180° dengan orang tersebut maka atas atau bawah akan sebaliknya. Dua orang yang
melaju ke arah barat dengan kecepatan sama yaitu v maka antara dua orang
tersebut dapat dikatakan relatif tidak begerak. Apabila bila arah geraknya
berlwanan, maka menurut fisika klasik dapat dikatakan dua orang tersebut
bergerak rektif mendekat atau menjauh dengan kecepatan, dan akan mempunyai
kecepatan gerak yang berbeda bila diambil titik acuan bumi.
Permasalahan
massa dalam pergerakan yang dilakukan oleh suatu objek sangat berpengaruh.
Hingga beberapa waktu yang lalu diyakini bahwa partikel paling ringan adalah
cahaya, sehingga kecepatan cahaya dinobatkan sebagai kecepatan tercepat yang
pernah ditemukan manusia. Mengenai ayat yang dikatakan Allah dalam firmannya
QS:Al-Ma’arij ayat 4 menjelaskan bahwa kecepatan yang dapat ditempuh oleh
seorang malaikat adalah 1 hari perjalanan berbanding dengan 50000 tahun
perhitungan manusia. Dengan perbandingan tersebut, maka dapat dikatakan jarak
yang dapat ditempuh oleh malaikat dalam waktu satu hari adalah 1311399999916
m/s yang artinya sangat jauh diatas kecepatan cahaya. Secara logika
memang tidak bisa diterima oleh akal pikiran manusia, akan tetapi perlu kita
ingat bahwa malaikat juga tercipta dari cahaya yang secara teori memiliki
kecepatan seperti cahaya. Ilmu fisika menjelaskan bahwa segala sesuatutercipta
dari suatu materi yang bermassa, maka apabila kita spekulasikan massa
darimalaikat ternyata tidak terdefenisikan.
“Dan, kamu lihat
gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya. Padahal, ia berjalan
sebagaimana jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan
kokoh tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS Annaml: 88)”.
Dalam
sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan waktu secara berbeda, dan
bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu sangat singkat sebagai sesuatu
yang lama.
“Allah bertanya, ‘Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di
bumi?’ Mereka menjawab, ‘Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari.
Maka, tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.’ Allah berfirman, ‘Kamu
tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya
mengetahui’.” (QS 23: 122-114).
Dengan
ini kita tau bahwasanya perintah iqra’ pada ayat ayat pertama yang diturunkan
oleh Allah menyerukan pada kita untuk membaca, meneliti, menelaah dan
mempelajari bahwa segala kejadian yang ada di dalam semesta ini telah tertulis
didalam kalam Allah yakni Al-Qur’an.
PENUTUP
A. Simpulan
Kemajuan
peradaban islam pada saat zaman keemasan memberikan kontribusi penting terhadap
perkembangan sains dan teknolgi. Dibuktikan dengan adanya penggunan Global
Positioning System (GPS) sebagai
acuan dalam penetuan arah dan tujuan yang dikehendaki. GPS tersebut merupakan
hasil dari pemikiran ilmuan muslim dan ilmuan barat dalam teori relativitas.
Teori relativitas dikenal sebagai teori yang ditemukan oleh seorang ilmuan
Barat bernama Albert Enstein. Abert Enstein mendapat perhargaan dalam
kotribusinya. Akan tetapi perlu diketahui bahwa, peletak dasar teori
relativitas adalah seorang ilmuan muslim bernama Al-Kindi. Al-Kindi meletakkan
konsep dasar teori relativitas 1100 tahun sebelum Enstein mengeluarkan teori relativitas
tersebut. Pendapat Albert Enstein tidak jauh beda dengan teori yang diungkapkan
Al-Kindi. Keduanya memiliki kesamaan dalam berpendapat Teori relativitas
Al-Kindi mengatakan bahwa. teori relativitas merupakan sebuah
teori yang membuktikan kehebatan Al-Quran. Hal itu dapat dilihat dari adanya
teori relativitas yang dijelaskan dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an telah menjelaskan
teori tersebut sebelum Al-Kindi dan Albert Enstein menemukan teori relativitas.
Al-Kindi juga membuktikan eksistensi
Tuhan, karena pemikiran tersebut adalah konsekuensi logis dari teorinya. Begitu
pula Enstein di akhir hayatnya mengakui eksistensi Tuhan. sains dan teknologi.
B. Saran
Berdasarkan
dengan teori relativitas yang terdapat dalam Al-quran, bahwa segala yang
terjadi di langit maupun di bumi sudah diatur olehNya dan telah dijelaskan
dalam Al-qur’an. Oleh karena itu, sebaiknya masyarakat muslim mengkaji
Al-qur’an lebih dalam dan luas lagi untuk meningkatkan khazanah ilmu pengethaun,,
serta dapat meneladani ilmuan-ilmuan muslim yang turut bekontribusi terhadap
perkembangan
DAFTAR
RUJUKAN